Entah kenapa akhir-akhir ini saya merasakan jenuh yang luar biasa di dunia perkuliahan. Memang saat ini saya sedang menghadapi masa-masa Ujian Tengah Semester (UTS) jadi beban pikiran dan tenaga seolah-olah membebankan untuk terus belajar. Tak ada yang salah ketika kita terus belajar, nabi pun menyarankan kita untuk belajar sampai negeri China.
Namun
semangat belajar itu pun seolah-olah tak berarti ketika menghadapi UTS,
belajar untuk mencari ilmu itu hanya menjadi tempelan di otak tanpa ada
aplikasi yang jelas. Di negeri ini "nyontek-menyontek" menjadi hal
yang sangat luar biasa lumrahnya. Saya pun tidak menafikan hal itu,
malah lebih mengharapkan besok untuk mencontek dari pada harus belajar.
Mengapa
banyak pelajar yang melakukan kecurangan? Jawabannya simpel, sistemlah
yang membuat mereka seperti ini. Dari kami SD sampai sekarang di bangku
Universitas pelajar-pelajar di negeri ini selalu dipaksakan untuk
mendapatkan nilai besar, dan mereka yang bernilai besarlah yang dianggap
pintar. Pendidik di negara ini melupakan hal yang dinamakan
etika,akhalak,rasa malu, dan sebagainya. Satu lagi, di negeri ini semua
pelajar dipaksakan untuk mengerti semua pelajaran, padahal ketika kita
berbicara kecerdasan tak semua orang mempunyai kecerdasan yang sama.
Ya
sudahlah kita lewati pembahasan tentang sistem dan sebagainya, tapi
yang perlu digaris bawahi sistem pendidikan negara ini memaksakan
seseorang untuk pintar, pintar dalam semua pelajaran dan melupakan
etika.
Seperti
benih yang ditanamkan dan selalu diberi pupuk, hasilnya pun terlihat
subur. Coba lihat dari hal kecil sampai hal yang cukup besar. Ketika
menghadapi UN pelajar lebih mengharapkan bocoran daripada belajar
sendiri, karena bocoran menurut mereka lebih pasti sampai belajarpun
dinomor sekiankan. Malah pendidik pun melupakan etika, mereka sendiri
yang membocorkan jawaban ke anak didik mereka. Karena apa? Karena ketika
siswanya tidak lulus, sekolah mereka akan dianggap gagal mendidik dan
jelek di mata masyarakat. Padahal gagal atau berhasilnya mendidik bukan
dilihat dari kelulusan.
Benih
yang dipupuk dari dunia pendidikan di sekolah berimbas ketika mereka
bekerja. contoh paling nyata adalah korupsi! dan ternyata korupsi
menjadi permasalahan yang membuat negara ini sulit maju!
Sekali
lagi, saya tidak menafikan bahwa saya pun melakukan hal yang sama.
Bukan bermaksud menggurui, tapi saya hanya mengecam sistem! sistem di
negeri inilah yang memaksakan saya, teman saya dan para pelajar-pelajar
di negeri ini yang kemudian terlihat di dunia kerja hasilnya sangat
buruk!!!
Sudahlah,
kami bosan harus dipaksakan untuk mampu menguasai dalam semua pelajaran. Lebih baik
pendidikan di negara ini difokuskan pada pembinaan etika daripada harus
memaksakan orang untuk mengerti semua pelajaran yang hasilnya pun hanya
korupsi, nepotisme dan bobroknya negara ini.
Saya
berdoa semoga kami generasi penerus yang sudah melakukan
kecurangan-kecurangan kecil, ketika kami berada di dunia nyata tidak
melakukan hal yang membuat negara ini tambah hancur. semoga..