Minggu, 02 Desember 2012

Sepakbola Kita Hanya Mimpi



“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang,” Bung Karno

Gelaran AFF 2012 sudah hampir setengah berjalan, 4 Negara terbaik di kawasan Asia Tenggara sudah melangkahkan seperempat kakinya untuk merebut supermasi tergengsi di Asia Tenggara. Thailand, Filipina, Malaysia, dan Singapura akhirnya berhasil melewati persaingan ketat di grup. Terkecuali bagi Thailand yang sudah dipastikan lolos ke semifinal terlebih dahulu ketika menang di dua pertandingan awal. Ketiga kontestan lain harus berjuang hingga pertandingan terakhir untuk memastikan lolos ke Semifinal.

Berbeda untuk Indonesia. Ya, gelaran AFF sudah berakhir bagi Indonesia tercinta, niat suporter Indonesia untuk meramaikan SUGBK di partai Semifinal harus kandas ditangan Malaysia. Ajang AFF kali ini mungkin sebagai Turnamen terberat yang harus dijalankan TIMNAS INDONESIA (not PSSI/KPSI). Berharap tuah seperti Denmark di Piala Eropa 1992 yang tak diunggulkan sama sekali tapi berhasil meraih Juara Eropa, ataupun yang lebih fenomenal dan kejadian hampir serupa di Tanah Air seperti Italia di Piala Dunia 2006. Datang dengan kasus suap, pengaturan skor dan berbagai macam kebobrokan sepakbolanya tapi berhasil menjadi Juara Dunia 2006. 

Berbeda 180 derajat, Indonesia hanya sebagai kontestan pelengkap rasa dari AFF ini. Militansi suporter yang jauh mendukung sampai ke Negeri Jiran membuat gelaran AFF masih memiliki rasa sebagai Turnamen beregengsi, karena pada beberapa pertandingan sebelumnya baik yang dilaksanakan di Thailand ataupun Malaysia sangat sepi penonton, baru ketika partai Indonesia vs Malaysia lah pertandingan menunjukan gengsi Turnamen AFF.

Lagi dan lagi Indonesia gagal untuk mempersembahkan gelar juara yang sudah sangat lama tidak singgah di Negeri ibu pertiwi, gagal di partai final dan hanya menjadi finalis mungkin sudah sangat biasa kita rasakan, terakhir garuda muda yang tampil diajang SeaGames hanya meraih perak, lagi dan lagi kalah di partai Final. Tapi ajang AFF kali ini lolos ke partai semifinal pun tidak. Saya khawatir kita terbiasa tidak lolos dan hanya pelengkap rasa di gelaran AFF selanjutnya.

Siapa yang harus disalahkan dari gagalnya Indonesia? Pertanyaan yang sebernarnya sangat mudah dijawab dan cukup bosan didengar jawabannya. Tapi apa daya, PSSI dan KPSI yang sepenuhnya harus bertanggungjawab malah sibuk mengurus kepentingan pribadi yang jauh dari aspek sepakbola. Politik, kekuasaan, uang, dan segala macam tetek bengeknya masih menjadi rebutan para jenggala di sepakbola Indonesia.

Entah kenapa kita tidak pernah belajar dari kejadian masa lampau, ada penggalan kalimat menarik dari Bung Karno "janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang..”. Beberapa penggalan kalimat dari Bung Karno bisa dijadikan alasan mengapa induk dua sepakbola PSSI dan KPSI harus belajar dari masa lampau. Ketika kita gagal mengurus sepakbola, ya jangan harap Timnas meraih kesuksesan di ajang Internasional!

Gelaran AFF sudah berakhir, artinya sepakbola Indonesia kembali ke meriahnya 2 liga yang akan bergulir medio Januari dan Februari mendatang. Kedua organisasi induk sepakbola kita pun mulai sibuk menyiapkan masing-masing liga dan membuatnya semenarik mungkin dihadapan suporter setia sepakbola Indonesia. JC (Joint Commite) sebagai lembaga yang seharusnya bertugas untuk membereskan dua organisasi yang sudah bobrok malah terkesan tidak bekerja. Ego dari masing-masing pengurus cukup besar, menjadikannya seperti minyak dan air tidak ingin dilebur menjadi satu. Yang itu artinya sepakbola kita terus berjalan ditempat entah sampai kapan. Jadi, kita kembali bermimpi saja, siapa tau semua lebih indah didalam mimpi..

FORZA INDONESIA!



Senin, 28 Mei 2012

Fanatisme sepakbola???


Sepakbola Indonesia kembali berduka. Bukan karena prestasi yang tak kunjung tiba, bukan pula karena makin terpuruknya kualitas, bukan pula soal pengaturan skor dan suap. Tapi, sepakbola Indonesia kembali merenggut nyawa.

Minggu 26 Mei 2012, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Terjadi pertandingan akbar antara dua seteru abadi. Persija jakarta tim jagoan asal Ibukota melawan Persib Bandung tim kebanggaan asal Jawa Barat. Duel panas yang sebenarnya baru berlangsung sejak era 2000-an ini seolah menjadi magnet persepakbolaan nasional bahkan internasional.

Stadion Utama Gelora Bung Karno tak seperti biasanya, penuh sesak dan tak terlihat bangku kosong, puluhan ribu mata datang untuk menyaksikan secara langsung pertandingan ini. Entah kenapa, ada atmosfer sendiri ketika duel ini terjadi. Suporter kedua tim selalu menunggu tiap musim kompetisi pertandingan ini berlangsung. Pertandingan yang dimaknai duel harga diri.

Bukan omong kosong belaka lagi, ketika pertandingan berlangsung di Jakarta, suporter Persib dilarang datang, begitu pun ketika pertandingan berlangsung di Bandung. Paradigma kedua suporter seolah-olah mengharamkan kaki stadion kebanggaan mereka diinjak oleh suporter lawan. Banyak cerita menarik dari duel ini, duel yang berkesudahan dengan skor akhir imbang berbagi angka dua dengan segala kontroversi gol sesungguhnya berlangsung cukup menarik.

Tapi duel menarik dalam lapangan menjadi duel maut di luar lapangan. Beberapa jam setelah pertandingan berakhir, jejaring sosial twitter mulai mengkicaukan berita buruk. Beberapa suporter terlihat dikeroyok masa di dalam stadion. Ini terjadi bukan hanya 1 kali, namun berkali-kali. Ternyata cukup banyak bobotoh yang secara diam-diam datang untuk menyaksikan duel panas ini.

Sebelum pertandingan ini berlangsung sebenarnya polisi sudah melarang suporter Bandung datang ke Jakarta menyaksikan pertandingan ini. Nampaknya pihak keamanan sudah memprediksikan ditakutkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi yang dinamakan fanatisme dalam sepakbola, himbauan/larangan tidak akan didengar, yang mereka inginkan hanya datang untuk menyaksikan tim kebanggaan mereka bertanding, walaupun harus bertanding di tempat lawan sekalipun.

Himbauan polisi benar adanya, setelah pertandingan 3 orang dinyatakan tewas. Namun bukan berarti himbauan polisi malah menghalalkan pembantaian/pengeroyokan dilakukan. Sungguh ironi, seseorang ingin menyaksikan pertandingan sepakbola harus merenggut nyawa karena suatu hal yang mereka cintai yaitu tim kebanggan dan sepakbola.

Sepakbola kita masih harus terus belajar, belajar bagaimana memanusiakan seorang manusia. Fanatisme buta lah yang mengalahkan rasa kemanusiaan. Entah apa yang ada dipikiran para suporter, rasa dendam atau memang fanatisme buta yang sudah mengalahkan rasa kemanusiaan. Saya sudah muak sepakbola harus merenggut korban jiwa.

Ingatlah, kalian para suporter yang sudah dibutakan oleh fanatisme, sehebat apapun kalian mendukung tim kebanggaan kalian, bukan berarti tindak kekerasan dihalalkan untuk menunjukan fanatisme dan kebanggaan akan tim yang kalian dukung. 

Mungkin kita dapat mengambil pelajaran kecil dari kasus Fabrice Muamba, pemain asal Bolton yang terkapar di stadion White Hart Line kandang Spurs ini mendapat dukungan dan standing ovation dari suporter tim lawan. Apakah disini hal itu akan terjadi? Bagaimana perlakuan suporter terhadap tim lawan? Teror dengan lemparan botol bahkan dengan petasan selalu menjadi hal menakutkan bagi pemain di sepakbola kita. Apalagi jika bertanya sikap suporter ke sesama suporter lawan. Rasa kemanusiaan telah hilang untuk fanatisme buta ini. Belajarlah bagaimana memanusiakan seorang manusia.  

Sudah cukup, semoga ini menjadi kejadian terakhir dalam sepakbola Indonesia. Ketika sepakbola menjadi menakutkan, haruskah kita melupakan permainan ini???

#bobotohberduka



Selasa, 22 Mei 2012

Sulitnya Mencari Pengganti Sang Raja




Secara mengejutkan akhirnya King Kenny Daglish turun dari tahta kerajaan Anfield. Pelatih yang berhasil mengakhiri puasa gelar Liverpool selama 6 tahun ini diputus kontrak oleh manajemen tim. Entah apa alasan pemutusan kontrak ini, mungkin alasan paling utama adalah gagalnya bersaing di EPL dan gagal membawa kembali Liverpool ke ranah Champions League.

Disaat tim EPL lain sibuk mencari pemain, Liverpool kini sangat sibuk mencari pengganti "Sang Raja". Kursi panas kepelatihan mulai mengarah ke beberapa pelatih. Diantaranya Roberto Martinez, Andre Villa Boas, dan yang terakhir Fabio Capello. Banyak nama yang sempat muncul juga, dan beberapa diantaranya menolak pinangan Liverpool, Jorgen Klopp, Frank de Boer, Brendan Rodgers dan mantan pelatih Liverpool Rafa Benitez.

Dalam hal kursi kepelatihan, pemilik tim J.W Henry dari awal mengambil alih tim ini menginginkan pelatih yang cukup muda, untuk membangun tim dalam jangka waktu panjang. Maka tak aneh, dari beberapa kandidat yang muncul terdapat beberapa nama yang sangat muda. Alasan yang cukup logis dalam memilih pelatih, apalagi pemilik tim asal U.S ini berniat ingin mengembalikan kejayaan Liverpool di EPL. Dengan membangun tim secara perlahan. 

Namun disaat seperti ini pelatih yang mempunyai Visi dan Misi cukup jelaslah yang akan mampu membangun tim dalam jangka waktu panjang. Dan tampaknya Visi dan Misi tersebut ada di tangan King Kenny Daglish. Saya masih mempercayai KK mempunyai misi yang sangat jelas. Ini terlihat dari perekrutan pemain diawal bursa transfer, beberapa pihak memprotes kebijakan transfer yang dilakukan oleh KK, tapi transfer tersebut dilakukan bukan hanya untuk 1 tahun tapi beberapa tahun kedepan. Ingat membangun sebuah tim harus dengan proses. Kita melihat tim rival saja, dari awal membangun tim Fergie baru mendapatkan gelar dalam waktu proses 6 tahun. Berbeda dengan KK yang pada musim awal sudah mendapatkan gelar.

Sekarang permasalahannya siapa yang sangat cocok mengganti "Sang Raja" ? Dari berbagai nama yang ada saya sendiri lebih menginginkan Rafael Benitez. Mengapa harus dia? Alasan awal mungkin karena Benitez sudah terbiasa dengan keadaan tim Liverpool, pernah melatih Liverpool selama kurang lebih selama 6 tahun Benitez berhasil membawa beberapa gelar dan yang paling dibanggakan Benitez berhasil mengembalikan martabat Liverpool di eropa. Kemudian Benitez merupakan pelatih cerdas, dalam hal taktik, kebijakan transfer dan mental Benitez tak perlu diragukan. Disaat mengundurkan diri Benitez berada dibawah tekanan, dia membutuhkan uang segar untuk belanja pemain, namun pemilik Liverpool sebelumnya Gillets bersaudara menolak, maka inilah yang menjadi hambatan Benitez. Dan sekarang ditangan pemilik baru yang mempunyai dana segar, Benitez akan mempu bekerja secara optimal. John Barnes (mantan pemain dan legenda Liverpool) menyatakan bahwa pemilik klub harus memilih Benitez untuk mengisi kekosongan kursi pelatih. 

FSG (Fenway Sport Grup) pemilik Liverpool harus siap menerima proses dalam sepakbola. King Kenny yang sejak musim lalu sedang membangun tim dan sudah menghasilkan satu gelar tak dapat dipertahankan oleh FSG. Proses yang sedang dibangun pun akan kembali mulai dari awal. Dan sekarang, FSG sedang memilih dan memikirkan siapa yang cocok untuk mengganti "Sang Raja"

#BringBackRafa

You'll Never Walk Alone !

Rabu, 18 April 2012

Etika Lebih Penting Dari Pelajaran Sekolah


Entah kenapa akhir-akhir ini saya merasakan jenuh yang luar biasa di dunia perkuliahan. Memang saat ini saya sedang menghadapi masa-masa Ujian Tengah Semester (UTS) jadi beban pikiran dan tenaga seolah-olah membebankan untuk terus belajar. Tak ada yang salah ketika kita terus belajar, nabi pun menyarankan kita untuk belajar sampai negeri China. 

Namun semangat belajar itu pun seolah-olah tak berarti ketika menghadapi UTS, belajar untuk mencari ilmu itu hanya menjadi tempelan di otak tanpa ada aplikasi yang jelas. Di negeri ini "nyontek-menyontek"  menjadi hal yang sangat luar biasa lumrahnya. Saya pun tidak menafikan hal itu, malah lebih mengharapkan besok untuk mencontek dari pada harus belajar. 

Mengapa banyak pelajar yang melakukan kecurangan? Jawabannya simpel, sistemlah yang membuat mereka seperti ini. Dari kami SD sampai sekarang di bangku Universitas pelajar-pelajar di negeri ini selalu dipaksakan untuk mendapatkan nilai besar, dan mereka yang bernilai besarlah yang dianggap pintar. Pendidik di negara ini melupakan hal yang dinamakan etika,akhalak,rasa malu, dan sebagainya. Satu lagi, di negeri ini semua pelajar dipaksakan untuk mengerti semua pelajaran, padahal ketika kita berbicara kecerdasan tak semua orang mempunyai kecerdasan yang sama. 

Ya sudahlah kita lewati pembahasan tentang sistem dan sebagainya, tapi yang perlu digaris bawahi sistem pendidikan negara ini memaksakan seseorang untuk pintar, pintar dalam semua pelajaran dan melupakan etika. 

Seperti benih yang ditanamkan dan selalu diberi pupuk, hasilnya pun terlihat subur. Coba lihat dari hal kecil sampai hal yang cukup besar. Ketika menghadapi UN pelajar lebih mengharapkan bocoran daripada belajar sendiri, karena bocoran menurut mereka lebih pasti sampai belajarpun dinomor sekiankan. Malah pendidik pun melupakan etika, mereka sendiri yang membocorkan jawaban ke anak didik mereka. Karena apa? Karena ketika siswanya tidak lulus, sekolah mereka akan dianggap gagal mendidik dan jelek di mata masyarakat. Padahal gagal atau berhasilnya mendidik bukan dilihat dari kelulusan. 

Benih yang dipupuk dari dunia pendidikan di sekolah berimbas ketika mereka bekerja. contoh paling nyata adalah korupsi! dan ternyata korupsi menjadi permasalahan yang membuat negara ini sulit maju! 

Sekali lagi, saya tidak menafikan bahwa saya pun melakukan hal yang sama. Bukan bermaksud menggurui, tapi saya hanya mengecam sistem! sistem di negeri inilah yang memaksakan saya, teman saya dan para pelajar-pelajar di negeri ini yang kemudian terlihat di dunia kerja hasilnya sangat buruk!!!  

Sudahlah, kami bosan harus dipaksakan untuk mampu menguasai dalam semua pelajaran. Lebih baik pendidikan di negara ini difokuskan pada pembinaan etika daripada harus memaksakan orang untuk mengerti semua pelajaran yang hasilnya pun hanya korupsi, nepotisme dan bobroknya negara ini.

Saya berdoa semoga kami generasi penerus yang sudah melakukan kecurangan-kecurangan kecil, ketika kami berada di dunia nyata tidak melakukan hal yang membuat negara ini tambah hancur. semoga..

Senin, 09 April 2012

Unai Emery: Sosok Muda nan Cerdas





Valencia secara konsisten sejak 2 tahun terakhir menempel ketat Barcelona dan Real Madrid dalam perburuan juara Liga Spanyol. Walaupun akhirnya selalu Barcelona yang menjadi juara LaLiga, diikuti oleh Real Madrid dan Valencia sendiri hanya mampu finis diurutan 3. 


Sosok dibalik konsistensi permainan Valencia ada didalam diri Unay Emery. Sejak dilatih oleh Emery 3 musim lalu, beberapa catatan menarik menghiasi tim ini, terutama dalam transfer pemain. Sejak musim pertamanya melatih, Unai Emery selalu aktif di bursa transfer, pada musim 2009/2010 saja secara total ia hampir menjual/meminjamkan pemain hampir mencapai angka 15, dan mengontrak pemain hanya 5. Pada musim 2010/2011 pergerakan transfer Valencia lebih sensasional lagi, mereka menjual beberapa pemain yang menjadi roh permainan, diantaranya David Silva yang hijrah ke Man.City, David Villa dengan transfer menyentuh angka 40 juta Euro pindah  ke Barcelona, dan pemain belakang Carlos Marchena yang beralih kostum ke tim 1 kota Villareal. Total pemasukan Valencia musim 2010/2011 menyentuh angka 83 juta Euro, dan pengeluaran mereka hanya berkisar 27 juta Euro. Dan Pada musim ini pun pergerakan Valencia di bursa transfer cukup lihai. Seperti ingin membangun kekuatan baru, Emery kembali berhasil menjual beberapa pemain intinya, David Navarro, Vicente, Joaquin, dan Juan Mata menjadi pemain yang hengkang meninggalkan Mestalla.

Selama 3 musim terakhir Emery seolah-olah ingin membangun kekuatan baru, pergerakan membeli pemain yang cukup cerdas, sejak 3 musim terakhir ada beberapa pemain yang menjadi bintang baru di Mestalla, seolah seperti subtitusi pemain, ketika menjual pemain bintang, pada musim berikutnya ada pemain bintang baru yang berhasil mengorbit di Valencia. Sebut saja pada musim ini Jordi Alba yang berhasil menggantikan peran Juan Mata dan David Silva, kemudian nama Soldado yang berhasil mengganti peran yang ditinggalkan oleh David Villa dan Nikola Zigic, Adil Rami yang bermain secara baik musim ini menggantikan peran dari Marchena dan David Navarro, belum lagi Pablo Hernandez suksesor dari Joaquin, dilini tengah ada nama Ever Banega dan Tino Costa yang menggantikan peran dari Ruben Baraja yang telah lama menjadi kekuatan lini tengah. Dan yang paling mengejutkan ada nama Sofiane Feghoulli, pemain yang pernah disebut sebagai Zidane baru karena memiliki kesamaan berasal dari keturunan Al-jazair dan berposisi sama sebagai playmaker lini tengah, musim ini mulai mendapat kepercayaan di sektor lini tengah penyerangan Valencia.

Tak seperti tim besar lainnya di Spanyol, seperti Barcelona , Real Madrid dan Atletico Madrid yang setiap tahunnya mampu membeli pemain berkualitas dengan banderol selangit, Valencia sendiri selama kurang lebih 5 tahun terakhir mempunyai masalah dalam hal keuangan tim. Dengan demikian sang pelatih tak dapat secara bebas memilih pemain yang diinginkannya, dan tiap musimnya harus membanderol pemain bintang untuk menyeimbangkan neraca tim. Dan sosok Emery berhasil melakukannya, dengan keterbatasan keuangan tim ia masih mampu membeli pemain secara efektif. Cukup cerdas bukan? Berada di posisi ketiga klasmen dibawah 2 tim yang kurang lebih selama 3 tahun terakhir membeli pemain tiap musimnya hampir menyentuh angka 50 juta euro. Bandingkan Valencia yang musim 2010/2011 memperoleh surplus dari pergerakan transfer menyentuh angka 50 juta euro.

Pergerakan efektif dibursa transfer ternyata diikuti dengan permainan yang cukup baik didalam lapangan. Membahas taktik dari pelatih yang karir menjadi pemain sepakbolanya tak secemerlang Pep di Barcelona memang cukup menarik. Pemain yang diturunkan dalam suatu pertandingan pasti berbeda dengan pertandingan lain. Ya, Emery membuat rotasi pemain di setiap pertandingan, dengan rotasi pemain yang dilakukan secara konsisten para pemain akan bugar menghadapi pertandingan, dari sisi psikologis pemain akan merasa senang diberi kepercayaan oleh sang pelatih.

Taktik Valencia sesungguhnya mempunyai kunci di lini tengah yang cukup kreatif, lini belakang yang cukup kuat serta peran lini depan yang bermain secara efektif. Valencia sering bermain dengan formasi 4-5-1, kekuatan bertumpu pada 2 holding midfileder. Ever Banega, Tino Costa, David Abelda, Dani Parejo dan Mehmet topal secara bergantian mengisi posisi lini tengah. kemudian  sayap penyerang maupun bertahan yang cukup cepat,adanya nama seperti Jordi Alba, Jeremie Mathieu, Pablo Piatti dan Pablo Hernandez menjadi kekuatan lini sayap. Taktik bermain Valencia selalu mempragakan permainan rapat dan menutup ruang gerak pemain lawan. Bahkan sesekali pressing dilakukan sampai kotak pinalti lawan.

Ketika timnya bermain, Emery menjadi Motivator di dalam lapangan, sepanjang 90 menit pertandingan Emery hampir selalu berada dipinggir lapangan untuk menginstruksikan strategi yang dijalankan. Tak seperti pelatih kebanyakan yang menginstruksikan strategi dan menjadi motivator didalam ruang ganti, tetapi Emery melakukannya ketika pertandingan sedang berjalan. Luar biasa bukan??

Pada musim ini untuk sementara Valencia berada diperingkat 3 klasmen dan lolos ke semifinal Liga Eropa. Walaupun  selama 3 musim melatih Valencia Unai Emery belum menghasilkan 1 gelar pun. Tapi dengan permainan konsisten yang ditampilkan, dan kecerdasan dalam merekrut dan menjual pemain, sampai mampu menyeimbangkan neraca keuangan tim yang sebelumnya hampir dipastikan bangkrut, dapat dikatakan Emery merupakan pelatih yang cukup cerdas. Di usianya yang ke 39, bukan tidak mungkin karir kepelatihannya dapat berkembang cukup pesat. Kontraknya bersama Valencia akan berakhir musim ini, dan proposal perpanjangan kontrak belum disodorkan manajemen klub. Semoga dengan pencapaian konsisten Valencia selama 2 musim terakhir mampu meluluhkan hati manajemen. 

AMUNT VALENCIA !!!

Rabu, 04 April 2012

Allien Dari Santa Fe

"I have seen the player who will inherit my place in Argentine football and his name is Messi.” - Diego Maradona

Catatan bersejarah kembali dibuat oleh anak mungil dari Santa Fe, setelah timnya Barcelona mengandaskan Ac Milan di perempat final Liga Champions 2011/2012, dirinya pun tidak luput dari catatan rekor. Mencetak 2 gol lewat titik putih pada pertandingan tersebut, Messi melengkapi 14 gol koleksinya musim ini di Liga Champions, sang Messiah pun mencatatkan diri sebagai pemain terbanyak mencetak gol dalam 1 musim Liga Champions. Dengan lolosnya Barcelona ke semifinal bukan tidak mungkin catatan rekor itu akan pecah tidak lebih dari 1 pekan kedepan.

Luar biasa bukan, diusianya yang masih 24 tahun, pemain yang pernah diagnosa kekurangan hormon pertumbuhan itu telah menjelma menjadi seorang pesepakbola terhebat di galaksi ini. Memulai debut awal di Spanyol pada September 2005, Messi menjelma menjadi pemain terhebat di dunia. Catatan Rekor individu seperti rel kereta yang terbentang lurus dan entah sampai mana ujungnya, dan sang Messiah seperti gerbong kereta, hanya tinggal melewati dan memecahkannya.

Messi lahir dari keluarga sederhana, ayahnya dulu hanya seorang pekerja di pabrik baja dan ibunya bekerja sebagai seorang pembersih. Namun anak mungil ini seolah-olah mengajarkan kita menjadi manusia "sempurna", tidak seperti pemain lainnya, pemain yang satu ini terlihat santun dan terkesan tidak sombong di luar lapangan. Sang Allien hanya menerkam dan menghabiskan musuh di dalam arena pertandingan saja, di luar itu, semua berjalan seperti kehidupan biasa.

Ya, Messi seperti seorang manusia dari jelamaan dari sesosok Allien, berparas seperti Manusia pada umumnya, namun bermain sepakbola seperti sesosok Allien yang tidak dapat dihalau oleh Manusia biasa.

Sekali lagi luar biasa ! Kita hanya tinggal menunggu waktu, kapan sesosok Allien lain akan tiba di dunia sepakbola untuk menghentikan kehebatan Allien dari Santa Fe. Entahlah..