Tuhan menggoreskan keindahan kecil di Pulau ini, "maka nikmat Tuhan kamu mana lagi yang kamu dustai?" - Catatan Penulis.
Awalnya ini hanya wacana, wacana untuk backpaker ke Lombok. Ya salah satu destinasi dalam beberapa tahun ini yang menjadi tujuan para backpacker, baik backpacker domestik dan internasional.
Akhirnya kami menginjakan kaki di Lombok, perjalanan yang cukup melelahkan dari Bandung (kampus kami berada), singgah di Jogja untuk mengikuti praktikum yang diadakan oleh kampus, lalu berlanjut menggunakan kereta menuju Banyuwangi, kemudian menyebrang pulau dewata Bali dan terakhir perjuangan 4 jam di Selat Lombok menuggunakan kapal ferry, sebelum akhirnya tiba Jumat siang tepat di bawah sinar matahari yang cukup terik di Lombok.
| | | |
Kereta Sri Tanjung Jogja-Banyuwangi. |
|
|
|
|
|
|
Tiba di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. | | | | | | |
|
|
|
Pagi hari di Pelabuhan Padang Bay Bali. Bersiap melewati Selat Lombok. |
Luar biasa bukan, mungkin terkesan berlebihan tapi saya merasa mungkin ini perjalanan terlelah yang pernah saya rasakan, ternyata jarak Bandung-Lombok tidak sedekat yang dibayangkan, melewati beberapa provinsi di Indonesia yang ternyata cukup luas. Jadi saya mengerti mengapa cukup sulit mengurus Indonesia dengan segala macam keberagamannya.
Perjalanan kali ini saya bersama teman kampus, terdiri dari tujuh orang termasuk saya, empat diantaranya lelaki dan tiga lainnya wanita. Perjalanan kami dimulai dari Jogja tanggal 10 Januari pagi dan tiba di Lombok 11 Januari siang. Rencana kami di Lombok 4 hari, tanggal 15 sampai di Bali dan tanggal 16 jadwal pulang kami dari Bali langsung menuju Bandung.
Kesan pertama saya menginjakan kaki di Lombok biasa saja, mungkin karena masih di dalam pelabuhan, seperti kebanyakan daerah lain di Indonesia, tempat pelayanan transportasi di Indonesia biasa saja, tidak ada yang terlalu istimewa dan selalu dibuat kebingungan dengan banyaknya calo penawar angkutan umum. Karena kami semua baru pertama kali menginjakan kaki di Lombok maka harus banyak bertanya kepada petugas pelabuhan. Tujuan kami pertama menuju Gili Trawangan, tempat yang paling banyak dibicarakan oleh para wisatawan domestik ataupun mancanegara sampai Richard & The gilis membuat lagu khusus untuk Gili Trawangan.
Kami menggunakan jasa taksi pelabuhan untuk menuju Gili Trawangan, jadi taksi di Pelabuhan Lembar (Lombok) ini sejenis mobil carry, dibawah naungan koperasi yang bekerjasama dengan ASDP Pelabuhan. Jadi ini transportasi resmi, bukan transportasi gelap. Perjalanan dari Pelabuhan Lembar menuju Gili Trawangan kurang lebih sekitar 2 jam. Infrastruktur di Lombok ternyata sedang mengalami pembangunan, jalan raya pun cukup mulus dan terlihat baru dirapihkan. Entah kapan tepatnya, yang jelas saya terkagum-kagum dengan infrastruktur Lombok yang ternyata cukup baik.
Setelah 2 jam perjalanan akhirnya kami tiba di Pelabuhan Bangsal, pelabuhan tempat menuju Gili Trawangan, ternyata sampainya disana cuaca sedang tidak bersahabat sudah beberapa hari tidak ada penyebrangan menuju Gili Trawangan. Apa boleh buat, akhirnya kami mengganti jadwal dan perubahan destinasi untuk beberapa hari ke depan,kami putuskan untuk menginap terlebih dahulu di Kota Mataram.
Perjalanan dari Pelabuhan Bangsal kembali menuju Kota Mataram melewati beberapa pantai, kami berhenti sebentar untuk merasakan keindahan Bukit Pantai Nipah dan bermain di Pantai Nipah. Keadaan di Pantai Nipah ini masih sangat jauh dari pembangunan. Hanya ada rumah penduduk dan saung kecil, padahal pantai ini punya potensi yang luar biasa untuk dikembangkan.
|
Salah satu pojok dari Bukit Pantai Nipah. |
|
|
|
Pemandangan Pantai Nipah dari atas Bukit. |
|
Bukit Pantai Nipah (lagi). |
|
Pantai Nipah. |
|
|
Setelah sekitar setengah jam berada di Pantai Nipah dan Bukitnya yang cukup indah, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Mataram. Dalam perjalanan ini pun kami melewati Pantai Senggigi, untuk diketahui Pantai Senggigi merupakan daerah pantai yang sudah mengalami pembangunan yang cukup pesat, mungkin lebih tepatnya seperti Kuta Bali namun lebih kecil. Penginapan cukup banyak, bar & resto, travel agent, dan berbagai macam kebutuhan untuk berlibur lainnya. Kami hanya lewat dan tidak tertarik untuk singgah, supir yang membawa kami juga menyebut Pantai Senggigi tidak begitu bagus, hanya pembangunan saja yang sudah berkembang di daerah ini.
Akhirnya tiba di Kota Mataram sore hari, kami meminta rekomendasi dari supir yang mengantar kami untuk ditunjukan tempat penginapan yang murah dan nyaman. Oh iya saya lupa, supir yang kami antar ini namanya Oji, asli dari lombok entah berapa umurnya hehe. Kami ditunjukan Oka Homestay, ternyata penginapan ini cukup nyaman dan harga yang normal untuk backpacker seperti kami.
|
Salah satu Kamar di Oka Homestay. |
|
|
Oka Homestay. |
dilanjut bagian 2 :)))