Jumat, 04 April 2014

8 Hari Backpacker Ujung Sumatera (Medan-Samosir-Aceh-Sabang). Catper 1.




Siapa yang tak mengenal Aceh ? Provinsi paling barat di Indonesia ini ternyata menyimpan segudang cerita. Kearifan masyarakat lokal, wisata alam yang begitu indah, budaya islam yang begitu kental, intrik politik yang masih dapat dirasakan khususnya bagi para pendatang dan berbagai macam hal menarik lainnya. Dan menurutku Aceh tak hanya sekedar tsunami.

Saya berkesempatan untuk backpacker ke Aceh dan Medan. Dua provinsi ujung Barat di Indonesia ini memiliki keindahan alam yang sungguh luar biasa indahnya. Bagi Anda yang berkesempatan dan memiliki waktu untuk berkunjung, maka datanglah ke Aceh dan Medan.

18 Maret 2013

Pukul 07.00 Kami melakukan persiapan dari kosan daerah pinggiran Bandung. Tepatnya Jatinangor. Dengan budget seminim mungkin kami cukup banyak membawa logistik persiapan. Beberapa makanan (Roti, keju, meses, popmie, vitamin) Sampai dengan deterjen tak lupa barang lainnya yang dapat kami bawa untuk menyesuaikan dengan budget kami. Tidak lupa itinerary yang sebetulnya tidak begitu lengkap. Kapan pulang dari Aceh pun kami belum tahu. Kami hanya membeli tiket berangkat saja menuju Medan. Tiket pulang kami pikir dapat dibeli nanti di Aceh, jika betah dan budget masih mencukupi, kami ingin selama mungkin di Aceh. Berangkat menggunakan travel menuju Bandara Hussein Sastranegara. Dijadwal kami takeoff pukul 10.15 WIB dan sampai Bandara Kualanamu Medan sekitar pukul 13.00.

Landscape Medan dari atas.
Sampai Kualanamu pukul 13.00. Kami Sholat Zuhur terlebih dahulu serta repacking barang bawaan yang lumayan banyak ala-ala backpacker gembel. Setelah bertanya kepada pegawai angkasa pura bagaimana cara menuju Kota Medan, akhirnya kami disarankan menggunakan Bus Damri. Kami berencana akan singgah terlebih dahulu 1 malam di kota Medan sebelum lanjut esok hari menuju Danau Toba, Samosir. Dari Bandara Kualanamu menuju Kota Medan menggunakan transportasi Damri. Turun di simpang sebelum masjid raya Medan. Dari sana, kami tertipu seharusnya berjalan kaki menuju penginapan Residence cukup dekat, tapi karena kami tidak tahu akhirnya menggunakan bentor. Penginapan Residence cukup nyaman untuk backpacker seperti kami. Bertarif 75 ribu satu malam. Tersedia 2 bed, fan dan kamar mandi di dalam. Lokasinya pun cukup strategis, dibelakang masjid raya Kota Medan.

Penginapan Residence. 70ribu/malam.
Setelah istirahat sampai tertidur pulas. Pukul 17.00 kami berencana jalan-jalan sore untuk mengetahui sisi kota Medan. Kami menuju Istana Maimun, Istana yang berada tidak jauh dari Masjid Raya Medan. Untuk kunjungan ke dalam Istana Maimun hanya bisa dilakukan waktu tertentu saja. Disana kami mengambil foto dan menikmati senja Kota Medan. Kota Medan cukup ramai, angkot dan bentor mendominasi jalanan kota Medan. Suara klakson saling bersautan di perempatan jalan. Berasa kota milik tukang angkot kalo kata orang Medan. Kami Sholat Maghrib di masjid raya Medan. Setelah itu makan malam di pujasera avianti dekat dengan Mall yang berada di depan masjid raya Medan. Kembali ke penginapan lalu tidur untuk melanjutkan perjalanan panjang esok hari menuju Danau Toba.

Istana Maimun. Medan.
Backpacker ke Medan
Istana Maimun. Medan.
Backpacker ke Medan
Jalan Raya kota Medan.
Backpacker ke Medan
Masjid Raya Medan.
19 Maret 2013

Memulai persiapan pukul 07.00. Kami meninggalkan penginapan Residence untuk menuju terminal Amplas, untuk menuju terminal amplas kami menggunakan angkot mr.x dari depan Masjid Raya Medan. Dari terminal amplas menggunakan bus Sejahtera menuju Parapat/pelabuhan Ajibata. Perjalanan menuju Parapat memakan waktu kurang lebih 5 jam. Danau toba berjarak 170 KM dari kota Medan. 

Bus berangkat pukul 9, diperkirakan sampai Parapat kurang lebih pukul 14.00 . Menaiki Bus Sejahtera cukup memacu adrenalin, mungkin bus lintas jawa tidak ada apa-apa jika dibandingkan dengan bus Sejahtera ini. Tujuan kami di Toba adalah desa Tuktuk, desa yang mempunyai banyak penginapan indah di sisi danau toba. Terdapat 2 lokasi wisata di Toba, desa Tuktuk dan Tomok. Seharusnya kami menaiki kapal dari pelabuhan Tigaraja menuju Tuktuk. Tetapi kami salah turun, kami turun di pelabuhan Ajibata yang melayani penyebrangan ke Tomok. Sampai di Tomok ternyata tidak ada angkot yang dapat mengantar ke Tuktuk, transportasi yang ada hanya Ojek. Dan ternyata ojek pun sedang kosong, terpaksa kami berjalan kaki mencari peruntungan menuju desa Tuktuk. Di tengah jalan kami menumpang kolbak menuju gerbang desa Tuktuk, karena kolbak yang kami naiki menuju daerah Pangurungan tidak ke Tuktuk. Dari gerbang desa Tuktuk akhirnya kami berjalan kaki menuju penginapan Caroline. Hampir 3 KM kami berjalan menuju penginapan Caroline.
Backpacker ke Medan
Kapal Penyebrangan Danau Toba.
Backpacker ke Medan
Tiba di gerbang desa Tuktuk. Setelah menumpang kolbak.
Backpacker ke Medan
Foto belakang, gerbang desa Tuktuk.
Backpacker ke Medan
Pemandangan menuju penginapan Caroline
Backpacker ke Medan
Patung di tepi Danau Toba. Entah apa namanya. Berukuran cukup besar.
Penginapan Caroline cukup jauh dari gerbang Desa Tuktuk, tapi penginapan ini sangat recommended bagi yang ingin berkunjung ke Danau Toba. Penginapan cukup nyaman dan tenang. Terdapat banyak pilihan kamar dari ala ransel sampai ala koper. Paling murah dipatok harga 75 ribu/malam. Cukup murah bukan? Dan kamarnyapun cukup nyaman dan bersih. Kami istirahat sejenak, dan aktifitas sore hari berenang di danau Toba, berenang di Toba merupakan sensasi tersendiri. Berenang dengan air tawar yang cukup dingin disertai dengan pemandangan danau Toba yang sangat indah. Sayang kami hanya 1 malam di danau Toba karena esok hari harus melanjutkan perjalanan menuju Aceh.
Backpacker ke Medan
Kamar di penginapan Caroline. 75ribu/malam.
Backpacker ke Medan
Bersiap nyemplung di danau Toba.
Backpacker ke Medan
Sunrise di Danau Toba


Kapal melintasi depan penginapan.


Penginapan di Danau Toba
20 Maret 2013


Kami hanya 1 hari di Toba, sangat kurang sebenarnya hanya 1 hari singgah di Toba. Sore hari kami harus berangkat menuju Aceh. Tapi kami tidak ingin melewatkan kesempatan mengelilingi pulau Samosir. Terdapat beberapa objek wisata terkenal disini, hotspring (pemandian air panas), Menara pandang Tele, museum sigale-gale dan makam raja sidabutar. Masih banyak lagi sebenarnya objek wisata di pulau Samosir. Tetapi karena waktu kami terbatas, kami menyewa motor 4 jam untuk mengelilingi pulau Samosir. Pagi hari pukul 8 kami berangkat menuju menara pandang Tele. 

Jalan di Pulau Samosir
Menara Pandang Tele.
Menara pandang Tele merupakan objek wisata dimana terdapat menara di dataran tinggi untuk melihat dari keseluruhan danau Toba. Perjalanan menuju menara Tele memakan waktu 2 jam. Cukup jauh memang, melewati jalanan seperti daerah puncak bogor, terus menanjak dan menanjak. Suhu udara pun cukup dingin. Sayang kami kurang beruntung, sesampainya di Menara Tele Cuaca sangat berkabut, hanya sedikit saja pemandangan yang dapat terlihat, kami menunggu 30 menit berharap kabut turun. Ternyata kabut cukup tebal, jadi kami tidak dapat melihat dengan jelas danau Toba.  Tidak lama kami di menara Tele, akhirnya turun kembali menuju Toba, kami tidak sempat singgah di pemandian air panas karena waktu yang terbatas, lain kali jika singgah di Toba pasti Saya kunjungi. Ada yang unik dalam perjalanan turun dari menara Tele menuju Toba, bensin motor ternyata hampir habis,  akhirnya kami putuskan tidak menggunakan mesin. Kami matikan mesin dan memanfaatkan medan jalan yang turun. Lumayan menghemat bensin. 
Tomok.
Museum Sigale-gale.
Museum Sigale-gale.
Museum Sigale-gale.
Sebelum kembali ke Tuktuk, kami menuju Tomok untuk mengunjungi Museum sigale-gale dan makan raja Sidabutar. Untuk tambahan informasi, objek wisata di pulau Samosir banyak berbentuk seperti makam raja-raja terdahulu. Di sepanjang perjalanan pulang pun terlihat jelas banyak makam-makam leluhur penduduk setempat. Pukul 12.00 kami sampai kembali di penginapan, melakukan repacking dan siap kembali menuju kota Medan dan melanjutkan perjalanan menuju Aceh. Pukul 14.30 kami berangkat menuju kota Medan menggunakan Bus Sejahtera sampai di Kota medan pukul 19.00, lalu kami naik angkot menuju pool bus Sempati Star. Bus yang akan membawa kami menuju Kota Banda Aceh. Ketika di Bandara Hussein Saya mengobrol dengan bapak berasal dari Medan dan mendapatkan informasi bahwa bus menuju Aceh bagus, PO bus jelek tidak akan laku. Ternyata ini benar adanya, pool bus Sempati Star sangat sangat bagus. Tak ada yang sebanding dengan terminal bus di Jakarta. Tempat pemesanan tiket yang modern dengan komputer, mushollah dan ruang tunggu berAC, kamar mandi menggunakan shower dan tempat makan yang cukup nyaman. Kami berangkat pukul 20.30 dan sampai di Aceh diperkirakan pukul 08.00.
Bus Sempati Star.
Dalam Bus Sempati Star.

Lanjut part 2 ~> http://mujahidshafi.blogspot.com/2014/04/8-hari-backpacker-ujung-sumatera-medan_6.html



5 komentar:

  1. kamar d carolina mantaft, pas d samping kuburan pemilik, he he he he, ane juga dsitu kamar nya, no 7 klu ga salah ha ha ha

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener bgt! kuburan belakangnya.
      ngeriii!
      tapi bagus caroline.

      Hapus
  2. Kenapa harus ke Tuktuk dulu ... bukankah Tomok juga pintu gerbang ke samosir ...

    BalasHapus
  3. karena dari tomok ke tuktuk lumayan jauh mas. dan ga ada kendaraan, harus ngojek :(

    BalasHapus
  4. https://www.facebook.com/divesumatera

    BalasHapus